Pages - Menu

Thursday, November 12, 2015

Evaluation of the Integrated Services Pilot Program from Western Australia

Ringkasan: Karya; Peter Hancock, Trudi Cooper, Susanne Bahn

Paper ini merupakan evaluasi implementasi Pusat Pelayanan Terpadu (ISC) yang merupakan pilot project pemerintah Australia yang dipusatkan di Kota Perth Australia Barat. ISC merupakan proyek yang diinisiasi oleh sebuah organisasi independen bentukan pemerintah Office of Multicultural Interest (OMI). Sebagai lembaga yang bergerak dibidang kemanusiaan dan multikulturalisme, kepedulian OMI terhadap kebutuhan kaum pengungsi mengantarkan OMI untuk menggalang kepedulian lembaga-lembaga donor dan pemerintah Australia untuk memperhatikan hak-hak pengungsi asal Afrika di Australia.
Hasilnya, sebuah proyek percontohan di luncurkan oleh pemerintah Australia yang diimplementasi dengan sistem kemitraan antara pemerintah dan swasta. Proyek ISC ini bertujuan (i) memberikan pelayanan yang relevan untuk kaum pengungsi, (ii) memudahkan pemberian layanan-layanan utama, (iii) mengadopsi pendekatan yang terintegrasi dan terkoordinasi bagi pemerintah untuk pemberian layanan bagi kaum pengungsi, (iv) memberikan pelayanan yang holistik dan mampu merespons kebutuhan dan kepentingan kaum pendatang secara cepat, (v) mempromosikan hubungan kemitraan yang baik antara pemerintah dengan organisasi non pemerintah. Untuk mencapai tujuan-tujuan pelayanan terpadu ini, pemerintah memusatkan implementasi proyek di dua sekolah dasar (ISC 1 dan ISC 2) di Australia Barat sebagai proyek percontohan.
Dengan melakukan wawancara, focus group discouss (FDG), pengamatan terfokus pada kelompok sasaran, analisis dokumen program sebagai konsekuensi dari pemilihan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini, penulis ingin melakukan evaluasi proyek, terutama berfokus pada sejauh mana proyek ISC mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Studi ini didesain untuk melihat dampak (ex post) dari proyek ISC, dengan demikian maka data yang dikumpulkan merupakan data-data kualitatif untuk mengukur efisiensi dan efektivitas proyek serta dampak proyek secara keseluruhan. Evaluasi ex post ini siklus pertama dari implementasi proyek, yaitu pada 8 bulan pertama. Penulis memahami, bahwa pemilihan pendekatan kualitatif bertujuan untuk menerangkan sesuatu yang bersifat kasuistik, unik dan mendalam. Penulis juga memahami bahwa, pemilihan pendekatan ini tidak memungkinkan adanya generalisasi hasil kajian terhadap kasus serupa ditempat lain yang berbeda konteksnya.
Temuan dalam studi ini menunjukkan bahwa ada banyak kesulitan yang dihadapi oleh para pengungsi, perbedaan bahasa pengungsi dengan masyarakat setempat, sehingga menyulitkan pengungsi untuk berinteraksi dengan penduduk setempat. Padahal interaksi tersebut terkait dengan kebutuhan pokok kaum pengungsi, seperti pengisian formulir pengangguran, pembukaan rekening bank serta pendaftaran anak-anak pengungsi di sekolah-sekolah. Semua, kesulitan ini telah dibantu atau dapat terlayani dengan baik dengan adanya proyek pelayanan terpadu (ISC).
Apabila dilihat dari 5 tujuan yang ditetapkan pada proyek ini, seperti telah disebutkan diatas; memberikan pelayanan yang relevan untuk kaum pengungsi; memudahkan pemberian layanan-layanan utama; mengadopsi pendekatan yang terintegrasi dan terkoordinasi bagi pemerintah untuk pemberian layanan bagi kaum pengungsi; memberikan pelayanan yang holistik dan mampu merespons kebutuhan dan kepentingan kaum pendatang secara cepat; mempromosikan hubungan kemitraan yang baik antara pemerintah dengan organisasi non pemerintah. Semua tujuan tersebut telah terbukti melalui data-data yang dikumpulkan telah tercapai dengan baik.
Ada beberapa hal penting sebagai faktor penyebab keberhasilan proyek ini, seperti; kepemimpinan dan beban kerja, kepemimpinan yang baik, serta adanya pembagian beban tugas yang adil, seimbang antar tim telah mendorong proyek ini mencapai tujuan yang ditetapkan; peran personel, peran masing-masing anggota tim harus telah ditentukan pada fase perencanaan (ex ante), sehingga pada fase implementasi tidak lagi ditemukan adanya tumpang tindih tugas antar tim; kekompakan tim, kekompakan ini membutuhkan adanya komunikasi yang baik antar tim, selain itu, faktor terakhir adalah; adanya kelompok kontrol, setiap implementasi proyek, tampaknya kahadiran kelompok kontrol sangat dibutuhkan, sehingga, berbagai kelemahan dan hambatan proyek akan dengan cepat ditindaklanjuti dan teratasi dengan baik. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa, pilot project pelayanan terpadu (ISC) yang diimplementasi pemerintah Australia untuk memenuhi kebutuhan urusan kemanusiaan para pengungsi dari Afrika dapat dikatakan sangat sukses dan berdampak posistif bagi para pengungsi.

No comments:

Post a Comment