Administrasi Keuangan

Posted by Mulyandaru Trianto Monday, June 15, 2015 0 komentar
>

HUTANG NEGARA DAN PEMBANGUNAN

Negara memang tidak bisa menghindar dari utang. Utang dipergunakan untuk menutupi anggaran pengeluaran negara. Penerimaan negara dari pajak dan lain sebagainya  tidak cukup untuk memenuhi pengeluaran negara bagi mendorong pembangunan ekonomi yang lebih cepat. Inilah dasar munculnya utang pada sebuah negara. Utang bermakna positif. Oleh sebab itu utang  pada suatu negara adalah hal yang biasa. Namun harus dipergunakan untuk belanja modal ataupun pengeluaran produktif lainnya yang akan memperkuat pelunasan kembali utang dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat bagi kesejahteraan rakyat. Prinsip ini harus dipegang teguh.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak ditentukan oleh besarnya anggaran pengeluaran pemerintah atau besarnya utang negara tapi lebih ditentukan oleh manajemen penggunaan anggaran dan utang. Manajemen anggaran dan utang menyangkut pada tujuan penggunaan anggaran dan utang serta penggunaannya secara effisien. Manajemen anggaran dan utang negara saat ini belum  sepenuhnya berjalan effisien jika dilihat  dari pemikiran ekonomi.
Walaupun jumlah utang sudah sedemikian besar namun masyarakat tidak juga melihat adanya pembangunan infrastruktur yang signifikan untuk  mendorong pembangunan ekonomi. Disamping itu pemerataan pembangunan ekonomi antar daerah juga belum terwujud karena antara lain infrastruktur yang tidak terbangun secara merata. Para investor enggan melalukan aktifitasnya di daerah karena keadaan infrastruktur daerah yang demikian jeleknya. Seharusnya tidak demikian. Demikian utang bertambah demikian pembangunan berjalan. Jika pemerintah tidak berupaya untuk menseleksi pengeluaran yang berjalan selama ini maka belanja modal tidak akan pernah terbentuk, pembangunan tidak akan berjalan dan jumlah utang akan terus bertambah. Pemerintah harus berani menutup pengeluaran yang kurang pantas dilakukan disaat pemerintah kekurangan penerimaan negara.
Dari data di atas diperoleh keterangan tentang utang negara 2012 dimana secara persentase jumlah utang negara telah mencapai 25,5 persen dari besaran PDB 2011. Persentase bunga utang yang harus dibayar tahun 2012 sudah mencapai 8,5 persen dari anggaran belanja pemerintah 2012. Dengan persentase ini, berdasarkan undang-undang, pemerintah masih diijinkan untuk menambah jumlah utang. Artinya secara persentase pemerintah belum melanggar undang-undang. Namun dari data ini masyarakat bertanya selama ini utang tersebut dipergunakan untuk apa.
Sangatlah tepat sekiranya pemerintah mau menganalisis skala perioritas pengeluaran anggarannya setiap tahun sebelum mendapat persetujuan lembaga legislatif. Janganlah dipergunakan kesempatan yang diberikan undang-undang tanpa pemikiran untuk pembangunan negara. Pembangunan negara itu bukan sekadar pembangunan politik tetapi juga pembangunan ekonomi dan sosial lainnya. Bahkan pembangunan ekonomi dan sosial mempunyai pengaruh yang besar terhadap derajat kehidupan bangsa. Negara ini jangan suka meniru kehidupan bangsa lain yang telah maju karena Indonesia adalah negara yang sedang berkembang. Jangan turutkan nafsu demonstration effect yang selalu dilakukan oleh pribadi kaya. Negara harus berhemat sambil bekerja membangun negara sesuai dengan skala perioritas. Belum masanya pemimpin bermimpi kaya dan berlagak seperti sinterklas selama Indonesia masih merupakan negara miskin seperti saat ini.
Semua pihak baik pemerintah, lembaga legislatif dan masyarakat seharusnya  melihat permasalahan ini secara tidak memihak. Negara ini seharusnya semakin maju pada masa mendatang dimana ditemukan pemerintahan yang berwibawa, negara yang disegani oleh negara lain dan dimana masyarakatnya hidup sejahtera. Janganlah ada anak bangsa yang demikian lahir mendengar negara ini sedang membangun dan pada akhir hayatnya ia juga masih mendengar negara ini sedang membangun. Masyarakat tidak bisa berbuat banyak karena semua permasalahan bangsa telah diserahkan pada tanggung jawab pemerintah.
Secara konseptual, skema pembangunan yang tertuang di dalam GBHN tentulah sangat baik. Hal ini dapat dipahami sebab yang merumuskan adalah para pakar pembangunan dalam disiplin ilmu yang sangat mencukupi. Di lima tahun awal pembangunan, tampaknya skema hutang luar negeri ini akan berhasil. Banyak infrastruktur ekonomi dibangun. Prasarana jalan, pasar, industri, infrastruktur pertanian, perkebunan, tambang dan sebagainya dilakukan dengan sangat getol. Makanya, terjadilah peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup  memadai.   Dengan  demikian, skema hutang luar negeri dalam proses pembangunan sepertinya berada di jalur yang benar atau on the right track.
Namun demikian, cerita sukses ini kemudian direduksi oleh tindakan korupsi yang tidak tertanggungkan. Banyak proyek yang anggarannya berasal dari dana luar negeri ternyata dikorupsi. Jadi korupsi telah mengkorupsi Indonesia. Uang jutaan dollar yang dipinjam dari luar negeri kemudian nyasar ke kantong-kantong pejabat. Akibatnya, proyek yang sesungguhnya dapat digunakan sebagai sarana untuk menyejahterakan rakyat hanya dapat menyejahterakan individu-individu pelaksana proyek pembangunan.

Kebijakan Pemerintah Untuk Mengurangi Utang Luar Negeri Indonesia

1.      Berhemat dengan meminimalisir angaran pengeluaran yang tidak perlu
2.      Meminta akuntabilitas para pejabat dari bawah sampai atas agar produktifitas lebih meningkat
3.      Menggali SDM dan SDA yang tesedia agar di manfaatkan secara baik dan tidak korupsi

Dampak Utang Luar Negeri Terhadap Pembangunan Nasional

1.    Dalam jangka pendek, pinjaman luar negeri dapat menutup defisit APBN, dan ini jauh lebih baik dibandingkan jika defisit APBN tersebut harus ditutup dengan pencetakan uang baru,
2.      memungkinkan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan dengan dukungan modal yang relatif lebih besar, tanpa disertai efek peningkatan tingkat harga umum (inflationary effect) yang tinggi.
3.  Dengan demikian pemerintah dapat melakukan ekspansi fiskal untuk mempertinggi laju pertumbuhan ekonomi nasional. Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi berarti meningkatnya pendapatan nasional,
4.   meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat, apabila jumlah penduduk tidak meningkat lebih tinggi. Dengan meningkatnya perdapatan per kapita berarti meningkatnya kemakmuran masyarakat.
5.      Dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri dapat menimbulkan permasalahan ekonomi pada banyak negara debitur. Di samping beban ekonomi yang harus diterima rakyat pada saat pembayaran kembali, juga beban psikologis politis yang harus diterima oleh negara debitur akibat ketergantungannya dengan bantuan asing.

Beberapa Penyebabnya Rendahnya Pemobilisasian Modal Di Dalam Negeri :

  1. Pendapatan per kapita penduduk yang umumnya relatif rendah, menyebabkan tingkat MPS (marginal propensity to save) rendah, dan pendapatan pemerintah dari sektor pajak, khususnya penghasilan, juga rendah.
  2. Lemahnya sektor perbankan nasional menyebabkan dana masyarakat, yang memang terbatas itu, tidak dapat didayagunakan secara produktif dan efisien untuk menunjang pengembangan usaha yang produktif.
  3. Kurang berkembangnya pasar modal, menyebabkan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah, sehingga banyak perusahaan yang kesulitan mendapatkan tambahan dana murah dalam berekspansi. Dengan kondisi sumberdaya modal domestik yang sangat terbatas seperti itu, jelas tidak dapat diandalkan untuk mampu mendukung tingkat pertumbuhan output nasional yang tinggi seperti yang diharapkan.

SUMBER:
http://nursyam.sunan-ampel.ac.id/?p=1230
http://viahzrdous99.blogspot.com/2010/11/utang-luar-negeri-sebagai-sumber.html

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110403005744AAohFWW
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Administrasi Keuangan
Ditulis oleh Mulyandaru Trianto
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://rayendar.blogspot.com/2015/06/administrasi-keuangan.html?m=0. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Post a Comment

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
Template Design by RAYENDAR